Senin, 21 September 2015

Tagged Under: ,

Benarkah Orang Dengan Gaji Pas-Pasan, Otaknya akan Menjadi Makin Tulalit dan Sulit Berpikir Kreatif?

Share

Sebuah hasil studi saintifik mengungkap fakta yang muram, lucu dan sedikit  mengejutkan yakni : orang yang penghasilan atau gajinya pas-pasan, dalam jangka panjang daya koginisi dan kemampuan otaknya akan makin mandul.  Alias orang itu akan menjadi makin tulalit. 
Dalam studi ilmiah itu menunjukkan bahwa “jika saya penghasilannya pas-pasan, maka pelan-pelan saya akan menjadi orang yang makin bodoh. Kekuatan dan daya kognisi saya akan makin menurun dengan drastis”
Kenapa bisa begitu?
Studi gabungan tim peneliti dari Harvard dan Princeton itu melalui serangkaian eksperimen menemukan fakta : daya kognisi orang dengan penghasilan yang pas-pasan atau bahkan terbatas, akan makin menurun waktu demi waktu, dan kemampuannya untuk melakukan problem solving akan menjadi makin memburuk.
Eksperimen itu juga menemukan fakta yang agak lucu namun valid dan benar : kecerdasan otak kita saat tanggal muda cenderung lebih bagus dibanding kecerdasan kita saat tanggal tua.

Kenapa orang yang gajinya terbatas menjadi makin tulalit?
Sebabnya sederhana : karena kemampuan memori otak kita itu sejatinya terbatas. Otak kita cenderung membenci multitasking, dan otak kita suka gagap (overheat) jika diajak untuk memikirkan beragam hal yang rumit dan kompleks dalam satu waktu.
Nah, dalam studi itu menunjukkan bahwa orang yang penghasilannya pas-pasan, daya energi otaknya cenderung selalu terserap habis memikirkan kondisi keuangannya yang serba terbatas atau nge-pas. Orang yang penghasilannya terbatas, cenderung dihantui kecemasan dan stress memikirkan kondisi keuangannya yang serba pas-pasan.

Faktanya : penelitian lain menunjukkan sumber pemicu stress no. 1 kebanyakan orang adalah masalah kondisi keuangan (yang terbatas),baru kemudian menyusul faktor beban pekerjaan dan kesehatan.
Apa yang terjadi saat pikiranmu dibebani stress karena memikirkan kondisi keuangan yang serba terbatas? Cadangan energi otak Anda untuk menyelesaikan beragam problem lain secara kreatif menjadi habis.

Kapasitas otak Anda sudah habis memikirkan kondisi keuangan yang serba sulit dan terbatas; dan otak Anda menjadi makin tulalit saat diminta menuntaskan masalah lain dalam hidup (semisal masalah pekerjaan, peluang usaha, dll).
Itulah kenapa banyak orang mencari jalan ringkas untuk mencari tambahan pundi-pundi keuangangan dengan berhutang daripada mencari dan memikirkan penyelesai untuk perubahan hidup. Orang yang suka berhutang dan tidak bisa mikir sendiri, daya kognisi-nya sudah terserap habis memikirkan kondisi keuangannya yang serba kekurangan. Daya kognisi untuk berpikir secara jernih dan solutif, sudah pudar atau bahkan mungkin sudah menipis.

Studi itu lalu memunculkan lingkaran atau siklus hidup yang kelam seperti ini :
Orang dengan gaji yang kecil > daya kognisinya menurun > tidak kreatif mencari solusi perubahan nasib > maka nasib hidupnya akan tetap stagnan > penghasilannya akan tetap kurang > berlanjut ke siklus awal.  

Siklus yang kelam tersebut, bisa membuat Anda terjebak dalam hidup yang serba terbatas untuk selamanya. Yang muram, siklus seperti itu rasanya banyak terjadi di sekeliling kita. Banyak orang yang gajinya terbatas, tetap aja stagnan kondisi keuangannya. Kenapa bisa begitu? Jawabannya, karena siklus kelam seperti diatas. Karena daya kognisinya makin menurun. Karena otaknya makin stress dan tulalit. Dan akhirnya tidak bisa berikir kreatif untuk mewujudkan solusi perubahan nasib.

Jadi bagaimana caranya agar bisa memutus siklus atau lingkaran setan yang kelam seperti itu?
Ada dua langkah praktis yang mungkin bisa dilakukan.
Yang pertama, tetap bersyukur (always be grateful). Studi neurologi menunjukkan, orang yang rajin bersyukur bisa menyisakan ruang dalam otaknya untuk terus mampu berpikir dengan jernih – bahkan ditengah kesulitan keuangan yang mendera.
Kadang memang tidak mudah bersyukur saat gaji kurang dan biaya hidup makin naik. Namun alih-alih berfokus pada kesulitas hidup, dan memikirkan apa yang tidak kita punya; jauh lebih baik bersyukur dengan semua apa yang masih kita miliki (syukur masih punya pekerjaan, syukur masih punya keluarga, syukur masih jomblo, dst).  
Tekun bersyukur bisa melawan kecemasan dan stress akibat memikirkan kondisi keuangan yang serba terbatas. Dan bisa menyisakan ruang dalam sel otak kita untuk jernih memikirkan solusi. Rajin bersyukur, , akan membuat otak kita lebih tangguh. Dan tidak mudah menjadi tulalit.

Langkah kedua yang juga simpel : rajin-rajinlah menggerakkan tubuh (exercise atau olah raga). Puluhan studi sudah menujukkan betapa ampuhnya dampak olahraga rutin bagi kekuatan kapasitas sel otak kita. Rajin menggerakan tubuh secara aktif (berjalan,lari atau bahakan senam) punya peran kunci untuk menghilangkan stress (beban pikiran), dan bisa membuat sel otak kita tetap tajam dan mekar.

Orang yang gajinya pas-pasan mudah menjadi stress dan otaknya menjadi tulalit karena mungkin malas melakukan olah tubuh secara rutin.
Kalau tidak ada waktu khusus untuk olahraga, sebenarnya ada banyak cara untuk “bergerak” : naik tangga kantor lima lantai bolak balik, atau jalan kaki dari rumah ke kantor dengan jarak 2 – 3 KM; semua ini sudah cukup untuk membuat sel otak Anda tidak layu dan bisa tetap tajam. 

Jadi begitulah inilah penjelasan tentang kenapa orang yang gajinya pas-pasan, otaknya cenderung akan menjadi tulalit. Sebuah hasil studi yang cukup mengejutkan dan layak direnungkan (apalagi jika kebetulan saat ini, gaji Anda masih belum memadai *seperti yang nulis ini). well, anda boleh percaya atau tidak, ini hanya sebuah studi, no more.

So, Always be grateful. Always move your body and soul.To avoid your brain damage permanently.



Repost dari strategymanagement.net dengan sedikit ubahan 
Share, please: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Comments
0 Comments

0 komentar: