Sabtu, 12 Maret 2016

Tagged Under: ,

12 hal menyebalkan dalam menulis SKRIPS(weet)I -part 2-end-

Share


hal menyebalkan lainnya dari menulis tugas akhir mahasiswa ini adalah : 

6.      Berjam-jam menatap layar laptop, karena bingung mau menulis apa.
Jari abang sampe keriting
Hal lainnya yang bikin menyebalkan dalam menulis sebuah skripsi adalah kita harus rela berlama-lama menatap layar LCD yang biasanya kita gunakan untuk menonton film (entah film apa itu), kali ini kita harus menggunakannya dan stuck untuk waktu yang lama menatap lembar Microsoft word yang kosong karena bingung menghubungkan teori yang kamu punya dengan kata yang akan kamu tulis.

Kadang sih, ide keluar secara lancar dan kamu menulis dengan lihai, namun saat kamu membaca ulang dari awal, kamu merasa aneh dengan apa yang kamu tulis sendiri,”ini maksudnya apa?”, “aku nulis apa?” *gagal paham*, kamu masih mencoba mencari maksud yang kamu tulis hingga akhirnya bener-bener tidak mengerti, di situasi stuck seperti ini kamu merasa bahwa topik yang kamu ambil adalah sesuatu yang sebenarnya tidak begitu kamu pahami, hingga akhirnya kamu uring-uringan sendiri mencoba untuk tetap menulis namun tetap bingung dan tak enak hati. Kamu mulai curhat sana-sini, ke mami dan papi bahkan teman sejurusan yang mungkin juga sama-sama pusing setengah mati.

7. Jagain kamar, hingga lelah tak berkesudahan
  Menulis skripsi bukan hal yang menyenangkan, berjam-jam di dalam kamar ditemani sebuah laptop yang panas karena colokan chargernya yang tak dilepas, dan tumpukan buku penuh teori adalah sesuatu yang tidak lebih nyaman dari sekedar kopi pahit buatan ibu kantin. Kamu sadar bahwa kamu tidak punya waktu bermalas-malasan untuk menulis, namun terlalu rajin juga membuat kamu merasa bosan dan ingin berhenti sejenak walau hanya untuk sekedar berjalan-jalan. Namun, kamu berpikir ulang karena takut keasikan bermain hingga akhirnya kebablasan dan lupa mengerjakan.
Sebenarnya, tidak apa-apa jika kamu hanya keluar untuk sekedar merefresh otak kamu yang overheat. Setelah seharian mengerjakan skripsian, tidak ada salahnya untuk sehari kamu melupakan apa itu skripsi, tapi ya lupanya jangan lama-lama(skripsi bukan mantan), jika kamu sudah cukup merasa puas setelah refreshing, ini saatnya kembali dan melanjutkan. Semangat!

8.      Hal menyebalkan lainnya adalah Laptop yang tiba-tiba berubah jadi jahat dan tidak bersahabat.

Dengan majunya teknologi jaman ini, mahasiswa tidak lagi menulis di atas kertas putih dengan tinta hitam, namun di atas sebuah layar laptop yang cerah tapi menyakitkan mata jika dipandang berlama-lama. Setelah terbebas dari moment stuck di depan laptop akibat tidak adanya ide, kamu mulai bisa menulis dengan tenang, namun  tiba-tiba semua berubah saat layar laptop kamu berubah menjadi biru, atau tidak bergerak sama sekali, kamu menoca untuk mengerakkan cursor dengan menekan touchpad namun cursor itu masih di sana, diam terpaku. Tulisan  5 lembar yang semenjak tadi kamu ketik belum kamu simpan, kamu bingung, linglung, tak tau harus bagaimana. Namun pada akhirnya kamu memilih satu hal, memaksa laptop itu mati secara paksa dengan menekan tombol power.
Sebenarnya masalah seperti ini bisa kamu atasi asal kamu rajin menyimpan file yang kamu tulis, atau dengan menghidupkan fitur simpan otomatis di laptopmu. Biasakan dong, biasakan, Jadi jika ada moment menyebalkan seperti ini paling tidak kamu tidak kehilangan banyak hal yang telah kamu tulis.

9.      Hal menyebalkan lain dari penggunaan laptop untuk skripsian adalah laptop yang rusak dan harus format atau ganti hard drive.
Kamu sudah menulis berbab-bab skripsi yang sudah melewati fase revisi beberapa kali, kamu menulisnya dengan meluangkan waktu yang kamu punya, menyayanginya sepenuh hati seperti anak sendiri, eh. Namun suatu hari laptop yang kamu gunakan rusak, kamu bertanya kenapa? Ternyata hard disk yang ada error dan tak bisa digunakan, malahan harus di format atau bahkan diganti ulang, kamu mulai berpikir kenapa hidup harus sepait ini, kamu ingin berteriak namun malu pada tukang servis laptop yang ada di depan mata. Akhirnya kamu hanya bisa meratap, “oh Tuhan, kenapa harus sekeras ini?”
Dari moment ini kamu mulai mengerti bahwa menyimpan file sepenting skripsi tidak boleh hanya di laptop saja. Kamu mulai terbiasa menyimpan file back-up skripsi di device lain dan kamu mulai mengenal penyimpan online semacam google drive dan dropbox. Jadi, jika suatu saat laptopmu tidak bersahabat, file skripsimu tetap aman dan selamat. Yeeahh!!

10.      Dosen pembimbing yang “iya iya lah”
Ngimpi lu!
Banyak macam dosen pembimbing di luar sana dari yang perfeksionis hingga yang asyik dan apa adanya. Dosen jenis kedua ini merupakan dosen yang selalu bersikap santai dan semaunya. Dia tidak terlalu membuat kamu kesulitan dalam menggarap skripsi seperti dosen perfeksionis ataupun dosen killer yang berhasil membuat nyalimu untuk menulis menjadi ciut. Saat kamu memberi print out skripsi yang sudah kamu tulis, dosen jenis asyik ini hanya akan membolak balik lembar demi lembar tulisan kamu, dan bilang “sip, ini bagus, lanjut aja nulisnya”, kamu tersenyum karena kamu merasa tidak harus banyak-banyak revisi seperti teman kamu yang lain, kamu mulai melanjutkan menulis hingga bab-bab selanjutnya, saat bimbingan selanjutnyapun, hal yang yang sama terjadi, sang dosen kembali membolak-balik lembar demi lembar tanpa coretan berarti. Hingga kamu mulai berpikir, “Sebenarnya skripsi ini dibaca atau nggak sih?”
Hingga pada akhirnya kamu berhasil menulis hingga bab 5, dan dengan mantap memberikan kepada sang dosen, “ini kok kaya gini ya? Skripsi kamu kenapa gak relevan bab per bab?”, Kamu gstroke di tempat. "pak, bapaaakkkkkk dosen yang baik, sejak awal bapak kan sudah angguk-angguk. Tolong jangan dustai saya bapakkkkk."

11.      Dua dosen pembimbing, bukan berarti skripsi cepat kelar.
Kita tahu bahwa, 2 orang selalu memliki pemikiran yang berbeda. Begitupun dosen, tidak semua memiliki kesepahaman. Jadi, memiliki dua dosen untuk membimbing skripsian kamu bukan berarti ini hal yang menguntungkan. Ini biasa terjadi, dimana saat si Dosen A sudah oke dengan skripsi yang kamu susun, belum tentu dengan si dosen B, bisa saja dia malah memberi kamu banyak revisi di setiap babnya, Hingga akhirnya kamu bingung untuk memasukkan revisi itu atau tidak, yang bisa saja si Dosen B itu tidak menganggap revisi ini tidak dibutuhkan. Akhirnya di tengah situasi panas yang kamu alami, kamu bingung dan berpikir untuk menikah saja.  Eh, what? Sarjana dulu bro.  

12.      Pada akhirnya, kamu berhasil melewati semua itu, lancar.

Saat sidang telah selesai akhirnya kamu lulus, pikiran kamu merasa bebas, kamu menganggap bahwa usaha kamu yang sekeras itu tidaklah sia-sia. Kamu dengan langkah sumringah berjalan ke ruang wisuda. Apalagi saat melihat skripsimu yang sudah di hard cover,kadang terasa mau nangis tak tau harus bagaimana.
Pada akhirnya kamu berhasil melewati semua fase sulit sebagai mahasiswa tingkat akhir, semua jerih payah yamg kamu lakukan terbayar sudah. Rasanya seperti satu beban hilang sudah.

Itu dia beberapa moment menyebalkan saat mengerjakan skripsi, untuk yang pernah menulis skripsi mungkin bisa jadi jangen kampus(lagi), untuk yang belum atau masih menulis skripsi, semoga moment-moment menyebalkan ini tidak terjadi sama kamu, semangat.
Share, please: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Comments
0 Comments

0 komentar: