hal menyebalkan lainnya dari menulis tugas akhir mahasiswa ini adalah :
6. Berjam-jam menatap layar
laptop, karena bingung mau menulis apa.
Jari abang sampe keriting |
Hal lainnya yang bikin menyebalkan
dalam menulis sebuah skripsi adalah kita harus rela berlama-lama menatap layar
LCD yang biasanya kita gunakan untuk menonton film (entah film apa itu), kali
ini kita harus menggunakannya dan stuck
untuk waktu yang lama menatap lembar Microsoft
word yang kosong karena bingung menghubungkan teori yang kamu punya dengan kata
yang akan kamu tulis.
Kadang sih, ide keluar secara lancar
dan kamu menulis dengan lihai, namun saat kamu membaca ulang dari awal, kamu
merasa aneh dengan apa yang kamu tulis sendiri,”ini maksudnya apa?”, “aku nulis
apa?” *gagal paham*, kamu masih mencoba mencari maksud yang kamu tulis hingga
akhirnya bener-bener tidak mengerti, di situasi stuck seperti ini kamu merasa bahwa topik yang kamu ambil adalah
sesuatu yang sebenarnya tidak begitu kamu pahami, hingga akhirnya kamu
uring-uringan sendiri mencoba untuk tetap menulis namun tetap bingung dan tak
enak hati. Kamu mulai curhat sana-sini, ke mami dan papi bahkan teman sejurusan
yang mungkin juga sama-sama pusing setengah mati.
7. Jagain kamar, hingga lelah tak berkesudahan
Menulis skripsi bukan hal yang
menyenangkan, berjam-jam di dalam kamar ditemani sebuah laptop yang panas
karena colokan chargernya yang tak dilepas, dan tumpukan buku penuh teori
adalah sesuatu yang tidak lebih nyaman dari sekedar kopi pahit buatan ibu
kantin. Kamu sadar bahwa kamu tidak punya waktu bermalas-malasan untuk menulis,
namun terlalu rajin juga membuat kamu merasa bosan dan ingin berhenti sejenak
walau hanya untuk sekedar berjalan-jalan. Namun, kamu berpikir ulang karena
takut keasikan bermain hingga akhirnya kebablasan dan lupa mengerjakan.
Sebenarnya, tidak apa-apa jika kamu
hanya keluar untuk sekedar merefresh otak kamu yang overheat. Setelah seharian mengerjakan skripsian, tidak ada
salahnya untuk sehari kamu melupakan apa itu skripsi, tapi ya lupanya jangan lama-lama(skripsi
bukan mantan), jika kamu sudah cukup merasa puas setelah refreshing, ini saatnya
kembali dan melanjutkan. Semangat!
8. Hal menyebalkan lainnya
adalah Laptop yang tiba-tiba berubah jadi jahat dan tidak bersahabat.
Dengan majunya teknologi jaman ini,
mahasiswa tidak lagi menulis di atas kertas putih dengan tinta hitam, namun di
atas sebuah layar laptop yang cerah tapi menyakitkan mata jika dipandang
berlama-lama. Setelah terbebas dari moment stuck
di depan laptop akibat tidak adanya ide, kamu mulai bisa menulis dengan
tenang, namun tiba-tiba semua berubah
saat layar laptop kamu berubah menjadi biru, atau tidak bergerak sama sekali,
kamu menoca untuk mengerakkan cursor dengan menekan touchpad namun cursor itu masih di sana, diam terpaku. Tulisan 5 lembar yang semenjak tadi kamu ketik belum
kamu simpan, kamu bingung, linglung, tak tau harus bagaimana. Namun pada
akhirnya kamu memilih satu hal, memaksa laptop itu mati secara paksa dengan
menekan tombol power.
Sebenarnya masalah seperti ini bisa
kamu atasi asal kamu rajin menyimpan file yang kamu tulis, atau dengan
menghidupkan fitur simpan otomatis di laptopmu. Biasakan dong, biasakan, Jadi
jika ada moment menyebalkan seperti ini paling tidak kamu tidak kehilangan
banyak hal yang telah kamu tulis.
9. Hal menyebalkan lain dari
penggunaan laptop untuk skripsian adalah laptop yang rusak dan harus format
atau ganti hard drive.
Kamu sudah menulis berbab-bab skripsi
yang sudah melewati fase revisi beberapa kali, kamu menulisnya dengan
meluangkan waktu yang kamu punya, menyayanginya sepenuh hati seperti anak
sendiri, eh. Namun suatu hari laptop yang kamu gunakan rusak, kamu bertanya
kenapa? Ternyata hard disk yang ada error dan tak bisa digunakan, malahan harus
di format atau bahkan diganti ulang, kamu mulai berpikir kenapa hidup harus
sepait ini, kamu ingin berteriak namun malu pada tukang servis laptop yang ada di
depan mata. Akhirnya kamu hanya bisa meratap, “oh Tuhan, kenapa harus sekeras
ini?”
Dari moment ini kamu mulai mengerti
bahwa menyimpan file sepenting skripsi tidak boleh hanya di laptop saja. Kamu
mulai terbiasa menyimpan file back-up
skripsi di device lain dan kamu mulai
mengenal penyimpan online semacam
google drive dan dropbox. Jadi, jika suatu saat laptopmu tidak bersahabat, file
skripsimu tetap aman dan selamat. Yeeahh!!
10. Dosen pembimbing yang “iya
iya lah”
Ngimpi lu! |
Banyak macam dosen pembimbing di luar
sana dari yang perfeksionis hingga yang asyik dan apa adanya. Dosen jenis kedua
ini merupakan dosen yang selalu bersikap santai dan semaunya. Dia tidak terlalu
membuat kamu kesulitan dalam menggarap skripsi seperti dosen perfeksionis
ataupun dosen killer yang berhasil membuat nyalimu untuk menulis menjadi ciut.
Saat kamu memberi print out skripsi
yang sudah kamu tulis, dosen jenis asyik ini hanya akan membolak balik lembar
demi lembar tulisan kamu, dan bilang “sip, ini bagus, lanjut aja nulisnya”,
kamu tersenyum karena kamu merasa tidak harus banyak-banyak revisi seperti
teman kamu yang lain, kamu mulai melanjutkan menulis hingga bab-bab
selanjutnya, saat bimbingan selanjutnyapun, hal yang yang sama terjadi, sang
dosen kembali membolak-balik lembar demi lembar tanpa coretan berarti. Hingga kamu
mulai berpikir, “Sebenarnya skripsi ini dibaca atau nggak sih?”
Hingga pada akhirnya kamu berhasil
menulis hingga bab 5, dan dengan mantap memberikan kepada sang dosen, “ini kok
kaya gini ya? Skripsi kamu kenapa gak relevan bab per bab?”, Kamu gstroke di tempat. "pak, bapaaakkkkkk
dosen yang baik, sejak awal bapak kan sudah angguk-angguk. Tolong jangan dustai
saya bapakkkkk."
11. Dua dosen pembimbing,
bukan berarti skripsi cepat kelar.
Kita tahu bahwa, 2 orang selalu
memliki pemikiran yang berbeda. Begitupun dosen, tidak semua memiliki
kesepahaman. Jadi, memiliki dua dosen untuk membimbing skripsian kamu bukan
berarti ini hal yang menguntungkan. Ini biasa terjadi, dimana saat si Dosen A
sudah oke dengan skripsi yang kamu susun, belum tentu dengan si dosen B, bisa
saja dia malah memberi kamu banyak revisi di setiap babnya, Hingga akhirnya
kamu bingung untuk memasukkan revisi itu atau tidak, yang bisa saja si Dosen B
itu tidak menganggap revisi ini tidak dibutuhkan. Akhirnya di tengah situasi
panas yang kamu alami, kamu bingung dan berpikir untuk menikah saja. Eh, what? Sarjana dulu bro.
12. Pada akhirnya, kamu
berhasil melewati semua itu, lancar.
Saat sidang telah selesai akhirnya
kamu lulus, pikiran kamu merasa bebas, kamu menganggap bahwa usaha kamu yang
sekeras itu tidaklah sia-sia. Kamu dengan langkah sumringah berjalan ke ruang wisuda.
Apalagi saat melihat skripsimu yang sudah di hard cover,kadang terasa mau nangis tak tau harus bagaimana.
Pada akhirnya kamu berhasil melewati
semua fase sulit sebagai mahasiswa tingkat akhir, semua jerih payah yamg kamu
lakukan terbayar sudah. Rasanya seperti satu beban hilang sudah.
Itu dia beberapa moment menyebalkan
saat mengerjakan skripsi, untuk yang pernah menulis skripsi mungkin bisa jadi
jangen kampus(lagi), untuk yang belum atau masih menulis skripsi, semoga
moment-moment menyebalkan ini tidak terjadi sama kamu, semangat.