Bahasa merupakan
alat komunikasi, adalah fakta umum dan mendasar dari pengggunaan bahasa di
dunia. Pada saat ini di dunia terdiri dari 7000 bahasa, bayangkan 7000 bahasa
sedang digunakan untuk berkomunikasi oleh orang-orang di seluruh dunia. Saat
kamu menggunakan bahasa Indonesia untuk berbicara dengan orang lain, di sisi
lain dari dunia ini seseorang sedang menggunakan bahasa yang bahkan tidak kamu
pahami sepatah katapun, percaya?
Tapi,
Pertanyaan yang mungkin terlintas di pikiran kamu adalah bagaimana sebenarnya
asal usul bahasa? Dan kenapa bahasa bisa beraneka ragam? Nyatanya memang banyak
yang penasaran tentang asal muasal bahasa di dunia ini . Kenapa langit disebut
langit? Ataupun kenapa cinta disebut cinta? Dan kenapa seluruh hal di dunia ini
bernama sesuai nama mereka? Beberapa pertanyaan memang terkadang cukup sulit
untuk di jawab.
Jadi
kenapa??
1.
Bahasa
sudah ada sejak jaman dahulu kala
Menurut Noam Chomsky, bahasa
muncul pada 60,000 hingga 100,000 tahun lalu di Afrika. Sebelum itu, kita
sebagai manusia hanya mampu berkomunikasi sebatasnya, yaitu melalui mulut dan
gestur tubuh kita kemudian, pada perkembangannya otak kita berevolusi, sehingga
lama kelamaan, kita dapat memahami hal yang lebih kompleks atau hal yang lebih
rumit (seperti wanita *ahh baper). Akhirnya, kita mulai menamai benda, makanan
hingga situasi bahaya, menjadi suatu sebutan-sebutan yang lebih simpel “may
day, may day”
2.
Nah,
pertanyaan selanjutnya kok bisa jadi kalimat?
Begini, jadi
setelah otak manusia mampu menciptakan nama-nama pada suatu benda ataupun hal.
Manusia perlahan mulai dapat memikirkan dua benda dalam satu konstruksi Seperti
misalnya benda, Apel, dan Pohon. Yang kemudian dikombinasikan menjadi satu
konstruksi yaitu, “pohon apel”. Atau aku, kamu, dan cinta yang bisa dikombinasikan
menjadi “aku cinta kamu”. Kombinasi kata-kata (frase) tersebut lah yang
berkembang menjadi struktur, yang kemudian menjadi cikal bakal kalimat dari
bahasa.
3.
Ternyata,
yang ingin tahu (baca: kepo) tentang bahasa bukan Cuma kamu.
Faktanya, ke-kepo-an
manusia tentang bahasa sudah dimulai sejak abad ke-17 lalul dari jaman Raja
Mesir Kuno, Psammetichus (bacanya sametikus) mengadakan penyelidikan tentang
bahasa untuk pertama kali, untuk memulainya dia dengan tega memisahkan dua
orang bayi yang jatuh cinta dan dibiarkan semenjak lahir tanpa
diperdengarkan dan diperlihatkan(?) terhadap bahasa apapun. Raja beranggapan
bahwa dengan memisahkan si bayi dengan komunikasi luar, maka ia akan tumbuh dan
berbicara menggunakan bahasa asal.
Bayi-bayi
itu diserahkan kepada seorang penggembala. Gembala tersebut dilarang berbicara
kepada si bayi bayi itu. Setelah dua tahun, kedua bayi anehnya mulai
mengucapkan satu kata yang sama, yaitu “bekos”. Akhirnya, si penggembala
memberitahukan hal itu pada sang raja.
“Bekos”, adalah
bahasa Phyrgian yang artinya adalah roti. Alhasil, dari eksperimen itu rajaSametikus
berkesimpulan bahwa bahasa Phyrgian, adalah asal muasal dari semua bahasa di
dunia ini, karena dapat diucapkan oleh seorang bayi tanpa diajari oleh siapapun.
Oalahhh…
4. Jadi, jika
bahasa berasal dari 1 sistem, kenapa bisa bermacam—macam?
Singkatnya
adalah karena isolasi, yakni isolasi kebudayaan. Pada awalnya, nenek moyang
kita bermigrasi ke seluruh dunia untuk mencari sumber makanan (inget! bukan
nyari jodoh ya, nenek moyang kita bukan jomblo). Kemudian, nenek moyang kita
terpisah satu sama lain saat sedang mencari dan akhirnya demi kelangsungan
hidup mereka membentuk bahasa baru yang disesuaikan dengan kondisi alam (geografis),
makanan, dan makhluk hidup (sosial) lain yang tinggal di sekitarnya. Isolasi
ini lah yang menyebabkan, kenapa di tiap tempat memiliki bahasa yang berbeda.
Contoh
simpelnya, kita bisa liat Negara kita sendiri dimana letak geografisnya dipisah
oleh laut membuat setiap wilayah semakin terisolasi, itulah sebabnya tiap
wilayah di indonesia memiliki ragam bahasa sendiri.
5.
Jika
terisolasi, kenapa ada bahasa yang mirip satu sama lain?
Di
tengah-tengah pencarian jodoh makanan, sekelompok nenek moyang kita
bertemu dengan sekelompok nenek moyang lainnya. Hasilnya, Bahasa mereka membaur
atau bahasa kerennya ber-asimilasi satu dengan yang lain dan dari sinilah
tercipta sebuah bahasa baru, yang teknisnya disebut sebagai “super-language”.
Itu sebabnya kenapa faktor jarak juga mempengaruhi bahasa yang ada.
Seperti misalnya negara yang berdekatan (contohnya Indonesia Dan Malaysia),
seringkali memiliki kata-kata yang mirip, karena mereka saling membaur saking
dekatnya (kaya hati kita *eahh). nah, jadi sudah jelas kan kenapa bahasa
spanyol dengan mandarin, atau bahasa arab dengan inggris itu ngga ada
mirip-miripnya
Akhirnya, terjawab sudah pertanyaan
kita selama ini? Walupun tidak semuanya… Bagaimana?
Dikutip dari
kaskus dengan ubahan penyesuaian